Pemudik Bermotor Meningkat
( Laporan : Cindy Setiawan / MC 11-1B/ 2007110082 )
Menjelang hari H, pemudik yang menggunakan sepeda motor mulai banyak terlihat di ruas jalan utama seperti di ruas jalan Losari – Cirebon, Minggu (28/9). Jumlah penduduk bermotor ini diperkirakan akan terus meningkat sampai hari H.
Harga tiket yang cukup mahal tidak membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk mudik ke kampung halaman. Menggunakan sepeda motor menjadi salah satu alternatifnya. “Tak ada biaya untuk beli tiket, harga tiket mahal-mahal sekarang. Saya cuma punya motor, yang penting bisa merasakan lebaran di kampung halaman sama keluarga.” ungkap Jamalludin (30) salah satu pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Menurut Suhadi, salah satu polisi yang sedang bertugas di pos pengamanan di daerah Cirebon, jumlah pemudik bermotor tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah pelanggaran yang dilakukan para pemudik bermotor. “Tilang tetap diberlakukan bagi pengendara motor yang kebut-kebutan, tidak memakai helm dan pelanggaran lain yang dapat membahayakan orang lain. Terlebih lagi banyak pemudik yang membonceng anak balita dan membawa barang dalam jumlah banyak.” jelas Suhadi.
Meningkatnya kepadatan jumlah pemudik bermotor juga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas dibeberapa titik seperti di Losari, Kutoarjo, Sukaraja, Gembong dan di beberapa titik di Jawa Tengah. Kemacetan tersebut bisa mencapai sekitar satu kilometer. Kemacetan terjadi karena dibeberapa jalan alternatif diberlakukan dua arah dan kendaraan yang melintas dari lawan arah.
Harga tiket yang cukup mahal tidak membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk mudik ke kampung halaman. Menggunakan sepeda motor menjadi salah satu alternatifnya. “Tak ada biaya untuk beli tiket, harga tiket mahal-mahal sekarang. Saya cuma punya motor, yang penting bisa merasakan lebaran di kampung halaman sama keluarga.” ungkap Jamalludin (30) salah satu pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Menurut Suhadi, salah satu polisi yang sedang bertugas di pos pengamanan di daerah Cirebon, jumlah pemudik bermotor tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah pelanggaran yang dilakukan para pemudik bermotor. “Tilang tetap diberlakukan bagi pengendara motor yang kebut-kebutan, tidak memakai helm dan pelanggaran lain yang dapat membahayakan orang lain. Terlebih lagi banyak pemudik yang membonceng anak balita dan membawa barang dalam jumlah banyak.” jelas Suhadi.
Meningkatnya kepadatan jumlah pemudik bermotor juga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas dibeberapa titik seperti di Losari, Kutoarjo, Sukaraja, Gembong dan di beberapa titik di Jawa Tengah. Kemacetan tersebut bisa mencapai sekitar satu kilometer. Kemacetan terjadi karena dibeberapa jalan alternatif diberlakukan dua arah dan kendaraan yang melintas dari lawan arah.
Salah satu pemudik bermotor, Haryono (33) yang membonceng istri dan dua anaknya ketika ditemui terjebak kemacetan di daerah Losari mengatakan sengaja berangkat pagi hari karena udara tidak terlalu panas. Kemacetan lalu lintas di ruas jalan itu membuat pengguna jalan raya lainnya kesal karena sulit untuk mendahului iring-iringan pemudik bermotor yang mendominasi ruas badan jalan. Tetapi disisi lain, kemacetan tersebut membuat sejumlah pedagang disekitar pinggiran ruas jalan meraup keuntungan. Slamet (41), penjual air mineral dipinggir jalan mengaku mendapat pemasukan antara Rp 150ribu – 200ribu, lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya yang rata-rata hanya Rp 60ribu/hari. “Biasanya cuma Rp 60ribu-70ribu, itu pun dari pagi smapai malam. Ini berkah bagi saya karena mendapat pemasukan lumayan, bisa untuk nambah-nambah beli beras”katanya.
No comments:
Post a Comment