Saturday, March 27, 2010

psychology : teori yang mendukung wawancara

1. PSYCHOLOGY COMMUNICATION

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.

Kenapa ada psikologi dalam komunikasi?
Karena kita berinteraksi oleh karena itu kita butuh psikologi. Psikologi mempelajari tentang perilaku dan tingkah laku manusia dan binatang.

Tujuan dari komunikasi adalah pesan tersampaikan secara jelas dan tidak membingungkan dari pengirim ke penerima. Komunikasi berhasil jika pesan yang disampaikan oleh pengirim dipahami secara sama oleh penerimanya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman terhadap prosesnya, yaitu proses psikologis, serta kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul, dapat diatasi secara efektif.

Komunikasi selalu mengandung pesan. Pesan selalu memiliki makna atau arti. Makna bisa berbeda-beda tergantung latar belakang sender dan receiver (ekonomi, agama, sosial, ras, suku, dll).

Sifat Komunikasi
1.Tatap muka (face to face)
2.Bermedia (mediated)
3.Verbal (verbal)
4.Lisan (oral)
5.Tulisan/cetak (written/ printed)
6.Nonverbal (non-verbal)
7.Isyarat (gestural)
8.bergambar, facial expressions, spatial relationship

Elemen dalam komunikasi ada :

1. Communication context

- Physical context atau lingkungan fisik tempat komunikasi berlangsung misalnya taman, ruangan, café dll. Dalam hal ini kami menggunakan smoking area sebagai physical context dimana berlangsungnya komunikasi.

- Social-Psychological Context yang merupakan tata hubungan status, peran & permainan, aturan budaya seperti contoh persahabatan, permusuhan, formalitas, informalitas. Disini hubungan kami adalah narasumber dan interviewer sehingga ada sedikit keformalitasan yang terjadi selama wawancara berlangsung.

- Temporal context adalah waktu. Sebagai contoh jika kita terlambat dalam janji maka dapat mengakibatkan perubahan pandangan orang lain mengenai kita. Disini waktu yang digunakan adalah waktu break atau istirahat.

- Cultural context adalah perbedaan kebudayaan contoh bahasa sunda & jawa. Narasumber adalah orang Sunda tapi kami melakukan wawancara dengan bahasa gaul atau beberapa bahasa yang lagi trend sekarang ini.

2. Sources – Receiver

- Source adalah sumber/pembicara contoh berbicara, menulis, isyarat tubuh. Receiver adalah penerima pesan contoh mendengar, membaca, membaui, dll. Dalam wawancara kali ini yang bertindak sebagai source adalah narasumber sedangkan receiver nya adalah kami sebagai interviewer.

- Encoding-Decoding
Encoding adalah menuangkan gagasan kedalam gelombang suara. Decoding adalah menerjemahkan gelombang suara kedalam tulisan. Antara narasumber dan interviewer sama-sama melakukan encoding dan decoding seperti menulis atau mencatat wawancara, lalu bertanya berdasarkan dari daftar pertanyaan, dll.

- Communication Competence adalah kemampuan komunikasi contoh pengetahuan, membaca lingkungan, tata cara berbicara, dsb. Narasumber mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup banyak sehingga mempengaruhi caranya berkomunikasi. Kami sebagai interviewer juga didasari oleh pengetahuan berkomunikasi yang diberikan lewat mata kuliah. Oleh karena itu, mempengaruhi cara kami berkomunikasi dalm wawancara.

3. Message & Channels

- Feedback Message yaitu komunikasi setelah komunikasi berlangsung. Hasilnya bisa :
a. Positive dan Negative
b. Person Focused yaitu fokus ke subjek yang diajak berkomunikasi atau Message Focused yang menfokuskan ke pesan yang dikomunikasikan.
c. Immediate yaitu langsung ada timbal balik dan Delayed yaitu feedback tertunda
d. Low monitored dan high monitored
e. Supportive dan Critical

- Feedforward Message yaitu komunikasi sebelum komunikasi berlangsung.
Contoh : “Terima kasih Bapak sudah meluangkan waktu untuk kami melakukan wawancara ini..”

4. Type of noise

- Physical: gangguan fisik (teknis) dalam transmisi pesan. Contoh gangguan dr lingkungan yg bising dll.
- Physiological: ketidakmampuan dalam fisiologis (kerusakan organ) misalnya bisu, tuli, cacat mental dll.
- Psychological : gangguan pada pikiran atau mental seperti tidak konsentrasi, pikiran yg sempit dll.
- Semantic : gangguan terjadi akibat salah mengartikan atau salah paham contoh komunikasi dalam dua bahasa.

5. Communication Effects

Komunikasi dapat mempengaruhi :
- Cognitive : pikiran
- Afective : perasaan
- Conative : perilaku/ behavior

Tujuan Komunikasi yang kami lakukan adalah untuk menemukan, mencari, dan menggali informasi sedalam-dalamnya dari narasumber.

2. PERCEPTION

Proses mengindera, mengelola, dan menginterpretasi stimuli yang masuk ke otak melalui penginderaan.

The perception process :
1. Sensory Stimulation Occur : Stimuli yang masuk dipilih-pilih
2. Sensory Stimulation is Organized: Stimuli yang masuk dikelola & di-pilah2
3. Sensory Stimulation Is Interpreted: Stimuli yang masuk di-Interpretasikan
4. Sensory Stimulation is Put in Memory: Stimuli yang masuk disimpan
5. Sensory Stimulation is Recalled: Stimuli yang masuk di ingat kembali


3. LISTENING & CULTURE

Listening merupakan bagian dari persepsi. Proses yang terjadi adalah aktif bukan pasif dan tidak terjadi begitu saja. Menuntut tenaga dan komitmen. Mendengarkan (listening) berbeda dengan mendengar (hearing).

Proses listening :

1. Receiving : Menerima pesan yang masuk
2. Understanding: Memahami pesan yang masuk
2. Remembering: Mengingat pesan yang telah masuk
3. Evaluating: Mengevaluasi pesan ang telah masuk
4. Responding: Menjawab pesan yang telah masuk (feedback).

Benefit kami dari mendengarkan adalah mendengarkan untuk informasi yang akan kami dapatkan dari narasumber.

Tipe listening yang kami gunakan adalah :
Nondjugemental and critical listening yaitu teknik mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis.

Hambatan yang kami temui saat mendengarkan (listening) adalah :
1. Sibuk dengan masalah eksternal
2. Mendengar yang diharapkan
3. Faktor suasana tempat yang berisik

Teknik yang kami gunakan agar dapat mendengarkan secara aktif adalah :
1. Mengulangi pemikiran pembicara
2. Menyatakan pengertian terhadap pemikiran pembaca
3. Mengajukan pertanyaan

4. KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi yang menggunakan kata-kata baik lisan maupun tertulis.
Komunikasi verbal dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Lisan seperti kata-kata yang diucapkan. Contohnya adalah pembicaraan melalui telepon dan komunikasi tatap muka (face to face). Cara komunikasi seperti ini lebih baik digunakan untuk menyampaikan pesan yang ambigu dan agak membingungkan. Cara berkomunikasi seperti ini dilakukan oleh banyak orang serta paling cepat untuk mendapatkan timbal balik dari penerima pesan.

2. Tertulis seperti kata-kata yang dituliskan pada suatu media. Contoh dari media tertulis adalah surat kabar dan selebaran. Cara komunikasi seperti ini lebih baik digunakan untuk menyampaikan pesan yang membutuhkan kejelasan dan rutin terjadi. Selain itu cara komunikasi seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang lebih sedikit daripada lisan serta timbal balik yang diterima akan lebih lambat.

Komunkasi bisa macet/terhambat karena :
- Indiscrimination : bahasa memiliki kata benda yang mengelompokkan sesuatu ke dalam kumpulan yang serupa, misalnya guru, mahasiswa kawan, musuh, dll. Melihat ciri kelompok. (tidak mampu melihat hal yang unik dr seseorang padahal setiap hal tidak sama dengan yang lain)

- Polarization : lawan kata/ekstrim seperti baik-buruk, hitam-putih, positif-negatif, tinggi – rendah.

Pada intinya, wawancara yang kami lakukan merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal karena kami berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata.

5. KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi tanpa kata-kata. Komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara, keheningan. Kita bisa melihat apa yang ada dibalik pesan-pesan verbal yang “jelas”. Ada beberapa komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh narasumber seperti :

- sedang merokok.
- memegang secangkir kopi.
- dengan kaki yang dijulurkan ke tembok.
- dalam wawancara tersebut subjek sering mengucapkan "aaa".
- berbicara nya santai , dengan kata-kata "gw-lo".
- kaki nya sering bergoyang-goyang selama wawancara berlangsung
- membuang abu rokok di lantai.
- saat menjawab pertanyaan, mata subjek tidak melihat reporter , tetapi cenderung melihat hal-hal yang ada di sekitar nya.
- gaya kaki berubah-ubah.
- memegang dan memijit lututnya sendiri.
- menggaruk-garuk lutut.
- menaikkan kacamata.
- menggaruk-garuk hidung.
- subjek suka melihat ke arah bawah saat menjawab pertanyaan jika subjek tidak melihat lingkungan sekitar nya saat wawancara berlangsung.
- menggunakan gertakan tangan saat menjelaskan hal-hal yang sifatnya detail.
- suka menggaruk-garuk bagian sebelah mata.
- subjek menggunakan bahasa yang santai , tidak formal dan suka mencampurkan dan menggunakan bahasa gaul dgn bahasa inggris.
- dekat kantong mata , agak sedikit memar.
- subjek suka membenarkan dasi yang dikenakan.

6. CONVERSATION (PERCAKAPAN)

Lima langkah conversation :

1. Opening
- Greeting : salam seperti hallo, apa khabar, dsb
- Reciprocated : sikap balasan dari lawan bicara kita yang bisa dilihat dari mata, tingkah laku dsb seperti mengangkat tangan, menjabat tangan kita, dll.

2. Feed forward
- Focus of conversation
- Identify Tone : menggubah nada bicara

3. Business
- Substance of conversation: mengontrol komunikasi yang sedang berlangsung
- Exchange of Role: berganti-ganti peran seperti ada saatnya kita menjadi pendengar dan pembicara dan begitu juga sebaliknya yang terjadi dengan narasumber yang kami wawancara.
- No permanent record: tidak bisa mengulang kembali komunikasi sama dengan yang sebelumnya.

4. Feedback : memberikan jawaban, respon, opini, pendapat dll.

5. Closing
- Signal End of Conversation: memberikan signal atau tanda bahwa pembicaraan akan berakhir
- Express pleasure in Interaction: menyatakan kesenangan dan terkesan dalam berinteraksi.
- Leave-taking cues: memberikan isyarat untuk meninggalkan pembicaraan

Mengatur Conversation

1. Speaker Cues
- Turn-Maintaining: kembali fokus kepada inti pembicaraan.
- Turn-Yielding: membelok-belokan pembicaraan agar pendengarnya tidak bosan.bisa diselingi dengan candaan.

2. Listener Cues
- Turn-Requesting: mengingatkan si pembicara untuk kembali ke inti pembicaraan
- Turn-Denying: menghindari dari pembicaraan karena topiknya tidak disukai.
- Back channeling: Menyapaikan dengan jalan belakang (cara lebih halus) tanpa menyakiti perasaan lawan bicara.

7. INTERVIEWING

Salah satu bentuk komunikasi dimana kita berinteraksi dengan cara tanya jawab untuk mencapai tujuan tertentu.

Tipe interview yang kami gunakan adalah Two-Person & Team Interviews yang berdasarkan jumlah orang.

Persiapan wawancara yang kami lakukan :

1. Membaca materi latar belakang
2. Menetapkan tujuan wawancara
3. Memutuskan siapa yang diwawancarai
4. Menyiapkan orang yang diwawancarai
5. Menyiapkan jenis dan struktur pertanyaan

Membaca materi latar belakang :

1. Membaca informasi latar belakang tentang orang yang diwawancarai dan profesinya
2. Informasi dapat diperoleh dari website, laporan berkala, orang lain dan publikasi lainnya
3.Keuntungannya adalah bisa mengetahui kosakata yang biasa digunakan serta memaksimalkan waktu yang ada.

Memutuskan siapa yang diwawancarai :

1. Pemberitahuan kepada orang yang diwawancarai baik melalui telp, email, atau media komunikasi lain
2. Tujuannya adalah agar orang yang akan diwawancarai dapat mempersiapkan diri
3. Yang harus diperhatikan pada saat diwawancarai mereka tidak sedang dalam keadaan bekerja, lama wawancara antara 45 menit – 1 jam. Sebab jika melebihi bisa mengakibatkan rasa bosan.

Menyiapkan jenis dan struktur pertanyaan

1. Tulis pertanyaan yang mencakup area informasi
2. Membuat rekaman untuk Wawancara
3. Rekaman adalah aspek terpenting dalam wawancara. Digunakan sebagai sumber informasi
setelah wawancara selesai dilakukan. Ada 2 media perekaman yaitu rekaman audio dan rekaman kertas.

Rekaman Audio

Kelebihan
– Menampilkan rekaman yang akurat
– Membebaskan penanya mendengarkan apapun yang dikatakan
– Memungkinkan kontak mata yang lebih baik
– Wawancara bisa didengar ulang untuk anggota tim lain

Kelemahan
– Orang yang diwawancarai mungkin agak tertekan
– Penanya mungkin tidak terlalu memperhatikan karena semua sudah terekam
– Sulit menempatkan bagian yang dianggap penting selama perekaman
– Biaya pengumpulan data menjadi meningkat karena memerlukan transkripsi tape

Rekaman Catatan

Kelebihan :
– Membuat penanya selalu siaga
– Menambah ingatan akan pertanyaan penting
– Membantu ingatan akan kecenderungan wawancara terpenting
– Menunjukan ketertarikan penanya dengan wawancaara
– Mendemonstrasikan kesiapan penanya

Kekurangan :
– Hilangnya kontak mata yang vital
– Hilangnya rentetan pertanyaan
– Membuat orang yang diwawancarai menjadi ragu-ragu untuk bicara saat penanya menulis
– Menimbulkan perhatian yang berlebihan terhadap fakta serta justru mengurangi perhatian
pada orang yang diwawancarai

Sebelum wawancara :

- Menyiapkan diri kami untuk melakukan wawancara
- Menetapkan wawancara
- Menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan
- Datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, gunakan waktu luang tersebut untuk membuka kembali catatan
- Konfirmasikan kedatangan anda kepada orang yang akan diwawancarai

Selama wawancara

- Melakukan Presentasi Diri yang efektif
- Tiba tepat waktu
- Membina Hubungan dengan narasumber
- Demonstrasikan komunikasi antarpribadi yang efektif
- Saat pertama bertemu, jabat tangan orang yang akan diwawancarai
- Saat duduk, segera keluarkan alat perekam atau buku catatan. Tegaskan kembali “kerahasiannya”
- Mulai pertanyaan sesuai dengan jenis dan struktur yang dipilih
- Sebutkan hal-hal mendetail yang diharapkan dengan memberi pertanyaan lanjutan
- Semua materi wawancara dilakukan dalam waktu 45 menit–1 jam untuk menghindari kebosanan
- Akhiri wawancara dengan memberikan pertanyaan kunci
- Simpulkan hasil wawancara.

Sesudah wawancara

- Mengkaji wawancara secara mental
- Renungkan apa yang terjadi seperti mencatat setiap nformasi penting yang diperoleh. Ingatlah hal-hal telah anda lakukan secara efektif yang dapat diulangi lagi dalam wawancara yang lain.
- Lakukan tindak lanjut wawancara dengan ungkapan ucapan terimakasih kepada narasumber yang kami wawancara.

Menulis Laporan Hasil Wawancara

- Menangkap esensi wawancara lewat suatu laporan tertulis
- Tujuannya adalah memastikan kualitas data-data hasil wawancara
- Laporan harus ditulis secepat mungkin untuk menghindari keraguan akan keakuratan data.

Hasil diskusi kelompok kami bahwa wawancara berjalan dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang berarti. Hal ini didukung oleh beberapa hal seperti subyek yang bersahabat,dan ramah dan mau menjawab setiap pertanyaan yang kami ajukan dengan jelas. Komunikasi antara yang mewawancarai dengan subyek yang di wawancara juga berjalan dengan baik. Subyek dapat menangkap dengan jelas maksud dari pertanyaan yang di ajukan. Selain itu, proses wawancara berjalan dengan baik di dukung juga oleh peralatan yang lengkap dan persiapan yang cukup baik. Kerjasama tim juga terjaga dengan baik dari awal perancanaan wawancara sampai akhir. Tugas yang di berikan kepada tiap-tiap anggota dilaksanakan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.


No comments:

Post a Comment