Masalah : Media TV program anak-anak
1. Identifikasi Masalah
a. Menyadari potensi televisi sebagai media yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan secara efektif dan mampu mempengaruhi perilaku seseorang, serta menunjang usaha pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti. Dewasa ini, tayangan TV untuk anak yang sifatnya edukasional sekaligus menghibur, sekarang ini semakin tergusur oleh tayangan lain seperti reality show, game show, dan semacamnya.
b. Tayangan program anak-anak di televisi saat ini sangat meresahkan orang tua. Program audisi penyanyi anak dengan materi lagu-lagu dewasa, film-film dengan muatan kekerasan dan bahasa yang kasar, sinetron anak yang menceritakan kisah percintaan orang dewasa, dan lain-lain. Ironisnya program yang dinilai bagus justru ditayangkan pada jam istirahat anak..
c. Hal-hal yang dimuat oleh tayangan anak saat ini antara lain adalah penggunaan bahasa orang dewasa, pengangkat permasalahan orang dewasa yang dikemas dalam cerita untuk anak dan merusak logika anak, serta melanggar batas kehidupan wajar anak-anak serta memaksa anak berkembang melebihi seharusnya. Karena dilihat dari sisi anak, mereka sebetulnya belum siap untuk tampil dan disaksikan oleh sekian juta orang, menjadi idola & dielu-elukan. Yang dikhawatirkan adalah jika setelah masa festival itu selesai dan mereka tidak menjadi orang terkenal lagi, mereka akan mengalami kondisi psikologis yang buruk.
d. Terjadi peningkatan jumlah pemirsa anak-anak. Pertambahan waktu pada pukul 18.00 – 21.00 dimana saat itu disiarkan program untuk remaja dan dewasa. Dari sini dapat diprediksi bahwa anak-anak pun mengkonsumsi program yang tidak sesuai dengan karakteristiknya.
2. Analisis Masalah
a. Pertimbangan stasiun televisi menayangkan program anak semata-mata didasarkan hitungan bisnis, bukan tanggung jawab. Jika tidak menguntungkan, program anak akan disisihkan.
b. Orang tua yang melek media dan mempunyai waktu untuk terus mendampingi anak dalam menonton televisi bisa mengarahkan untuk memilih program yang baik, menjelaskan saat ada program yang kurang baik, namun sayangnya tak semua orang tua punya kesempatan itu. Sebagian orang tua harus bekerja dan sulit untuk membuat pengasuh anak untuk dapat mengerti tentang penyaringan tontonan ini.
c. Dalam industri televisi nasional, anak baru diperlakukan sebatas segmen penonton, sama seperti ibu rumah tangga dan anak muda. Untuk menguasai segmen anak, kepolosan dan keindahan dunia mereka ditransformasikan menjadi paket acara televisi.
d. Anak-anak menjadi keranjingan menonton televisi, tidak mengingat waktu belajar dan tugas-tugas sekolah. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk menjadikan anak-anak sebagai sasaran iklan perusahaan. Selanjutnya, komersialisasi terhadap anak-anak terus meningkat lewat program televisi.
3. Kriteria untuk mengevaluasi pemecahan masalah
a. Orang tua merasa gelisah dengan program yang disajikan televisi, serta harus berhadapan dengan industri yang mempunyai begitu banyak kepentingan. Maka hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah menciptakan kebiasaan menonton yang sesuai dengan segmen nya. Karena keprihatinan tersebut, diharapkan televisi mau membantu dalam pendidikan anak-anak dengan menyajikan tontonan anak yang lebih baik dan edukatif dengan kemasan yang menarik. masyarakat pun sebaiknya terus mengkritisi program TV dengan menyampaikan keluhan dan saran kepada pemerintah, KPI/D dan stasiun TV terkait. Setiap masukan (terutama yang berupa kritik) yang disampaikan pasti akan diperhatikan. Jika gelombang kritik itu semakin besar, lambat laun stasiun televisi pasti akan berpikir untuk meninjau programnya. Membuat jaringan untuk advokasi literasi media. Memberikan pembelajaran tentang media kepada masyarakat yang lebih luas. Seperti menggandeng mahasiswa KKN untuk memberikan pelajaran media literasi di lokasi-lokasi KKN-nya. Selain itu, kegiatan awal yang bisa dilakukan adalah membuat milis Peduli TV, selain untuk membentuk jaringan juga untuk menampung banyak masukan terhadap TV.
b. Yang paling penting dilakukan oleh orang tua adalah untuk selalu mendampingi anak saat menonton TV agar dapat menjelaskan kepada anak jika terlihat ada sajian yang tidak sesuai untuk mereka. Jika harus mendelegasikan tugas itu kepada pengasuh, yakinkan bahwa pengasuh itu bisa memahami misi kita dengan baik. Dampingi anak Anda ketika mereka menonton televisi dan gunakan kesempatan ini untuk mengajarkan mereka tentang apa yang mereka lihat. Hindari menggunakan televisi sebagai babysitter elektronik. Sebagai gantinya, para orangtua seharusnya mencari cara lain untuk membangun kedekatan dengan anak-anak mereka, ketika mereka sibuk. Larang anak untuk menyaksikan program-program kriminal dan yang mempertontonkan adegan-adegan vulgar. Batasi waktu menonton televisi anak Anda setiap hari. Anak-anak harus belajar bahwa menonton televisi adalah keistimewaan yang diberikan, bukan hak yang dimiliki mereka.
c. Membentuk kultur menonton yang baik. Meliputi mengarahkan anak bagaimana memilih tontonan yang baik dan membuat jadwal/pembatasan waktu menonton. Mulai dari anak-anak sendiri, meluas ke keluarga dan lingkungan di luar keluarga. Diberlakukan aturan menonton yang ketat meliputi pemilihan program dan jadwal menonton. Dengan jangkauannya yang begitu luas, siaran televisi memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan semaksimal bagi kepentingan pendidikan/pembelajaran.
d. Membuat penelitian tentang jumlah konkrit pemirsa anak-anak dan apa saja yang mereka tonton, serta bagaimana efek tontonan itu terhadap anak. Hal ini penting untuk pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk menentukan kebijakan.
4. Kemungkinan cara pemecahan masalah dan akibatnya
a. Semakin banyak kritis dari massa, pihak pertelevisian dapat merasa terpuruk oleh kredibilitasnya. Karena program dan kebutuhan media, dalam hal ini televisi bermacam-macam. Untuk dapat hidup, televisi harus menghitung ratingnya demi kredibilitasnya.
b. Karena orang tua selalu menggontrol anak, peran anak dalam fungsi sosial menjadi tumpul, sebab anak-anak menjadi kurang mandiri dalam berpikir dan bertindak untuk mengambil keputusan-keputusan dalam hidup bersosialisasinya.
c. Meninggalkan kesan yang tidak realisitis, menonton televisi telah mengambil waktu kita untuk melakukan aktivitas lainnya dalam mengisi waktu senggang, seperti membaca, mengobrol, berkumpul dengan teman dan berolahraga. Iklan-iklan dari berbagai produk juga dapat mempengaruhi anak-anak, yaitu dengan menambah keinginan mereka untuk memiliki produk-produk tersebut..
d. Hasil survei tidak selalu bisa digunakan sebagai panutuan secara umum. Ada hal-hal terkait dimana harus disesuaikan secara pribadi. Ada beberapa hal yang lain perlu diperhitungkan dan dipertanggung jawabkan. Tidak serta merta dari hasil survei saja.
1. Identifikasi Masalah
a. Menyadari potensi televisi sebagai media yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan secara efektif dan mampu mempengaruhi perilaku seseorang, serta menunjang usaha pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti. Dewasa ini, tayangan TV untuk anak yang sifatnya edukasional sekaligus menghibur, sekarang ini semakin tergusur oleh tayangan lain seperti reality show, game show, dan semacamnya.
b. Tayangan program anak-anak di televisi saat ini sangat meresahkan orang tua. Program audisi penyanyi anak dengan materi lagu-lagu dewasa, film-film dengan muatan kekerasan dan bahasa yang kasar, sinetron anak yang menceritakan kisah percintaan orang dewasa, dan lain-lain. Ironisnya program yang dinilai bagus justru ditayangkan pada jam istirahat anak..
c. Hal-hal yang dimuat oleh tayangan anak saat ini antara lain adalah penggunaan bahasa orang dewasa, pengangkat permasalahan orang dewasa yang dikemas dalam cerita untuk anak dan merusak logika anak, serta melanggar batas kehidupan wajar anak-anak serta memaksa anak berkembang melebihi seharusnya. Karena dilihat dari sisi anak, mereka sebetulnya belum siap untuk tampil dan disaksikan oleh sekian juta orang, menjadi idola & dielu-elukan. Yang dikhawatirkan adalah jika setelah masa festival itu selesai dan mereka tidak menjadi orang terkenal lagi, mereka akan mengalami kondisi psikologis yang buruk.
d. Terjadi peningkatan jumlah pemirsa anak-anak. Pertambahan waktu pada pukul 18.00 – 21.00 dimana saat itu disiarkan program untuk remaja dan dewasa. Dari sini dapat diprediksi bahwa anak-anak pun mengkonsumsi program yang tidak sesuai dengan karakteristiknya.
2. Analisis Masalah
a. Pertimbangan stasiun televisi menayangkan program anak semata-mata didasarkan hitungan bisnis, bukan tanggung jawab. Jika tidak menguntungkan, program anak akan disisihkan.
b. Orang tua yang melek media dan mempunyai waktu untuk terus mendampingi anak dalam menonton televisi bisa mengarahkan untuk memilih program yang baik, menjelaskan saat ada program yang kurang baik, namun sayangnya tak semua orang tua punya kesempatan itu. Sebagian orang tua harus bekerja dan sulit untuk membuat pengasuh anak untuk dapat mengerti tentang penyaringan tontonan ini.
c. Dalam industri televisi nasional, anak baru diperlakukan sebatas segmen penonton, sama seperti ibu rumah tangga dan anak muda. Untuk menguasai segmen anak, kepolosan dan keindahan dunia mereka ditransformasikan menjadi paket acara televisi.
d. Anak-anak menjadi keranjingan menonton televisi, tidak mengingat waktu belajar dan tugas-tugas sekolah. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk menjadikan anak-anak sebagai sasaran iklan perusahaan. Selanjutnya, komersialisasi terhadap anak-anak terus meningkat lewat program televisi.
3. Kriteria untuk mengevaluasi pemecahan masalah
a. Orang tua merasa gelisah dengan program yang disajikan televisi, serta harus berhadapan dengan industri yang mempunyai begitu banyak kepentingan. Maka hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah menciptakan kebiasaan menonton yang sesuai dengan segmen nya. Karena keprihatinan tersebut, diharapkan televisi mau membantu dalam pendidikan anak-anak dengan menyajikan tontonan anak yang lebih baik dan edukatif dengan kemasan yang menarik. masyarakat pun sebaiknya terus mengkritisi program TV dengan menyampaikan keluhan dan saran kepada pemerintah, KPI/D dan stasiun TV terkait. Setiap masukan (terutama yang berupa kritik) yang disampaikan pasti akan diperhatikan. Jika gelombang kritik itu semakin besar, lambat laun stasiun televisi pasti akan berpikir untuk meninjau programnya. Membuat jaringan untuk advokasi literasi media. Memberikan pembelajaran tentang media kepada masyarakat yang lebih luas. Seperti menggandeng mahasiswa KKN untuk memberikan pelajaran media literasi di lokasi-lokasi KKN-nya. Selain itu, kegiatan awal yang bisa dilakukan adalah membuat milis Peduli TV, selain untuk membentuk jaringan juga untuk menampung banyak masukan terhadap TV.
b. Yang paling penting dilakukan oleh orang tua adalah untuk selalu mendampingi anak saat menonton TV agar dapat menjelaskan kepada anak jika terlihat ada sajian yang tidak sesuai untuk mereka. Jika harus mendelegasikan tugas itu kepada pengasuh, yakinkan bahwa pengasuh itu bisa memahami misi kita dengan baik. Dampingi anak Anda ketika mereka menonton televisi dan gunakan kesempatan ini untuk mengajarkan mereka tentang apa yang mereka lihat. Hindari menggunakan televisi sebagai babysitter elektronik. Sebagai gantinya, para orangtua seharusnya mencari cara lain untuk membangun kedekatan dengan anak-anak mereka, ketika mereka sibuk. Larang anak untuk menyaksikan program-program kriminal dan yang mempertontonkan adegan-adegan vulgar. Batasi waktu menonton televisi anak Anda setiap hari. Anak-anak harus belajar bahwa menonton televisi adalah keistimewaan yang diberikan, bukan hak yang dimiliki mereka.
c. Membentuk kultur menonton yang baik. Meliputi mengarahkan anak bagaimana memilih tontonan yang baik dan membuat jadwal/pembatasan waktu menonton. Mulai dari anak-anak sendiri, meluas ke keluarga dan lingkungan di luar keluarga. Diberlakukan aturan menonton yang ketat meliputi pemilihan program dan jadwal menonton. Dengan jangkauannya yang begitu luas, siaran televisi memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan semaksimal bagi kepentingan pendidikan/pembelajaran.
d. Membuat penelitian tentang jumlah konkrit pemirsa anak-anak dan apa saja yang mereka tonton, serta bagaimana efek tontonan itu terhadap anak. Hal ini penting untuk pemerintah dan pihak berwenang lainnya untuk menentukan kebijakan.
4. Kemungkinan cara pemecahan masalah dan akibatnya
a. Semakin banyak kritis dari massa, pihak pertelevisian dapat merasa terpuruk oleh kredibilitasnya. Karena program dan kebutuhan media, dalam hal ini televisi bermacam-macam. Untuk dapat hidup, televisi harus menghitung ratingnya demi kredibilitasnya.
b. Karena orang tua selalu menggontrol anak, peran anak dalam fungsi sosial menjadi tumpul, sebab anak-anak menjadi kurang mandiri dalam berpikir dan bertindak untuk mengambil keputusan-keputusan dalam hidup bersosialisasinya.
c. Meninggalkan kesan yang tidak realisitis, menonton televisi telah mengambil waktu kita untuk melakukan aktivitas lainnya dalam mengisi waktu senggang, seperti membaca, mengobrol, berkumpul dengan teman dan berolahraga. Iklan-iklan dari berbagai produk juga dapat mempengaruhi anak-anak, yaitu dengan menambah keinginan mereka untuk memiliki produk-produk tersebut..
d. Hasil survei tidak selalu bisa digunakan sebagai panutuan secara umum. Ada hal-hal terkait dimana harus disesuaikan secara pribadi. Ada beberapa hal yang lain perlu diperhitungkan dan dipertanggung jawabkan. Tidak serta merta dari hasil survei saja.
No comments:
Post a Comment