Saturday, March 27, 2010

PR publicity project

I. LATAR BELAKANG

Dalam tugas PR & Publicity kali ini, kami mengangkat tema “Strategi Publisitas Untuk Kampanye Hemat Energi”, dikarenakan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Konsumen Indonesia merupakan pengguna yang boros dalam menggunakan energi serta dapat dilihat pula dari sudut pandang mencegah kelangkaan energi dimasa yang mendatang. Hal tersebut disebabkan pada saat ini pembangunan jaringan dan pembangkitan masih kurang sehingga penyediaan energi masih rendah. Sedangkan pertumbuhan pemakaian energi mengalami peningkatan. Apalagi pemakai daripada energi adalah lebih banyak orang mampu menurut Studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) menyatakan bahwa untuk energi, kelompok nonmiskin mengkonsumsi 1,27 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok miskin. Pada saat ini pasokan listrik masih memadai namun apabila angka beban puncak melebihi angka kesiapan daya pembangkit maka akan terjadi pemadaman yang termasuk kategori membahayakan.

Sebagai bagian untuk ikut melestarikan sumber daya alam termasuk didalamnya penggunaan sumber daya energi. Penghematan sumber daya energi tidak hanya dilihat dari pasokannya saja namun juga dari segi kebutuhan masyarakat akan energi. Oleh karenanya pemerintah menerapkan DSM atau Demand Site Management yang bila diterjemahkan menjadi manajemen sisi kebutuhan sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi beban puncak dan konsumsi energi untuk melindungi lingkungan dalam jangka panjang.

Salah satu cara penghematan tersebut adalah dengan menggunakan lampu hemat energi karena energi yang dibutuhkan lampu pijar adalah lima kali lebih besar dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dengan adanya penghematan energi maka akan memberikan dampak yang baik bagi PLN, pemerintah, masyarakat, lingkungan hidup, dan produsen lampu hemat energi sendiri. Oleh karena itu, kami menyatakan kepeduliannya dengan mengikuti kegiatan kemitraan konservasi energi sebagai komitmen perusahaan terhadap lingkungan. Selain itu kami juga mendukung adanya kampanye iklan layanan masyarakat tentang himbauan hemat energi untuk turut menyadarkan masyarakat betapa pentingnya energi untuk masa depan Indonesia.

Krisis energi adalah kekurangan (atau peningkatan harga) dalam persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk ke kekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya. Kampanye yang kami adakan mengenai hemat energi ini akan dispesifikasikan mengenai kasus yang paling memprihatinkan yaitu listrik.
Semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan listrik untuk melakukan aktifitas mereka terutama pada malam hari, terutama manusia. Segala aktifitas manusia menggunakan listrik, khususnya bagi kita yang tinggal di kota-kota besar. Penggunaan listrik tidak hanya pada malam hari, tetapi pada siang hari juga (24 jam). PLTN adalah kebutuhan yang tak dapat dielakkan karena kian terbatasnya persediaan energi listrik Indonesia. Berdasarkan perhitungan Batan, PLTN akan menyumbangkan listrik dua persen dari total 300 ribu MW kebutuhan listrik Indonesia dalam 20 tahun ke depan.
Semua penduduk Indonesia menggunakan listrik. Dinegara-negara lain juga memerlukan listrik untuk menunjang kebutuhan hidup mereka. Semua orang di dunia menggunakan listrik yang berasal dari satu sumber yang sama. Sumber listrik adalah nuklir. Nuklir adalah salah satu sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Maka apabila kita generasi sekarang menggunakan listrik secara sia-sia, nuklir tersebut akan habis dan generasi berikutnya tidak dapat menggunakan listrik lagi. Apa jadinya bila di dunia ini tidak ada listrik?. Banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk membuat masyarakat sadar akan pentingnya menghemat pemakaian listrik, tetapi masih banyak juga masyarakat yang belum mengetahui hal tersebut.

II. TUJUAN PUBLISITAS

Tujuan publisitas kampanye “Hemat Energi” :

1. Menjangkau sebanyak mungkin publik (individu, rumah tangga, dan pelaku bisnis) untuk memadamkan lampu mereka pada saat siang hari atau dalam keadaan terang.

2. Mengedukasi dan menginformasikan publik terkait dampak perubahan iklim dan apa yang bisa dilakukan dalam mengubah gaya hidup individu di kehidupan sehari-hari dalam mengurangi emisi karbon dioksida.

3. Mampu menciptakan kampanye yang efektif dan komunikatif dalam perancangan iklan layanan masyarakat tentang himbauan hemat listrik untuk mengingatkan masyarakat tentang energi yang semakin menipis setiap harinya dan dampak-dampaknya yang sangat berbahaya bagi manusia.

4. Mampu memilih media yang tepat untuk mengkomunikasikan kampanye iklan layanan masyarakat tentang himbauan hemat listrik.

5. Dapat menjadi tambahan wacana bagi dunia periklanan mengenai kampanye iklan layanan masyarakat tentang himbauan hemat listrik.

6. Dapat berguna bagi masyarakat untuk menyadari perlunya menggunakan listrik secara hemat sebagai bagian dari kesadaran akan lingkungan hidup.

Diharapkan dengan adanya kampanye ini, akan ada perubahan-perubahan seperti :

1. Menjadi kampanye tahunan dan masuk ke dalam program Pemda DKI Jakarta

2. Terjadi perubahan gaya hidup hemat energi di Jakarta dan memicu perubahan yang sama di kota-kota besar lain, termasuk dalam penggunaan lampu hemat energi

3. Jakarta mengembangkan inisiatif bangunan hemat energi dan ramah lingkungan

4. Indonesia mengembangkan sumber energi bersih yang potensial dan murah

III. KEY MESSAGE

“HEMAT LISTRIK-HEMAT UANG ANDA”

Dalam kondisi harga minyak, listrik dan kebutuhan hidup yang terus menerus meningkat, menghemat energi, dalam hal ini listrik, dapat membuat kita menghemat anggaran rumah tangga. Permasalahan yang timbul saat ini adalah bagaimana cara menghemat listrik. Para ahli menyatakan, mulailah dari bagian kecil dalam kehidupan, pupuklah kebiasaan baik agar bisa mencapai tujuan jangka panjang. Meskipun banyak orang meneriakan penghematan sumber daya energi, namun masih banyak sumber daya energi yang tanpa disengaja terhamburkan. Menurut data yang diumumkan Department Energi Amerika, sebuah keluarga Amerika umumnya membelanjakan lebih dari $1.600 per tahun untuk air dan listrik. Sayangnya, sebagian sumber daya energi tersebut tanpa sengaja telah diboroskan. Oleh karena itu, asalkan dilakukan sedikit perubahan dalam keseharian, kita akan dapat menghemat lebih lanjut sekitar 25% sumber daya energi. Perbaikan efisiensi pemanfaatan sumber daya energi bukan saja membuat keluarga lebih nyaman, bahkan dapat memperoleh imbalan ekonomi jangka panjang. Melaksanakan metode terpadu ini adalah memandang rumah sebagai sistem sumber daya energi yang saling bergantung. Apabila hanya memperhatikan sebuah cara penghematan listrik, namun belum melakukan penghematan pada peralatan listrik lain, maka total manfaat penghematan listrik jadi berkurang. Untuk kampanye kali ini, kami lebih menitikberatkan di daerah Jakarta. Mengapa didaerah Jakarta? Karena konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa, yakni sekitar 77% dari konsumsi nasional pada tahun 2007, Sekitar 20% pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih berbagi dalam jumlah yang lebih kecil.

Jika dilihat dari data PLN tahun 2007, penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sebesar 27.939 GWh atau 23% dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, dengan komposisi terbesar sebagai berikut:

- 34% berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta)
- 30% berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang)
- 29% dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta).

Jumlah total penjualan ini setara dengan 24,89 juta Ton CO2 (dihitung berdasarkan data DJLPE tahun 2004 – 2006 tentang emisi CO2 yang dihasilkan dari produksi listrik: 0,891 ton CO2/MWh). Proporsi terbanyak pengguna listrik di DKI Jakarta adalah kalangan bisnis dan rumah tangga; sedangkan untuk sektor industri lebih banyak terfokus di Tangerang.

Selain memanfaatkan kampanye “HEMAT ENERGI-HEMAT UANG ANDA” sebagai momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat akan dampak pembangkit listrik berbahan bakar fosil terhadap perubahan iklim, Kampanye ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis pasokan listrik dan distribusi di negara yang padat populasi dan pemakai listrik tertinggi. Selain itu juga, program ini meningkatkan kesadaran akan potensi sumber energi yang berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan lebih jauh lagi dapat merangsang perubahan perilaku dan insentif ekonomi.

IV. TARGET KHALAYAK

Target dalam kampanye “HEMAT ENERGI-HEMAT UANG ANDA” :

1. Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat memberikan pernyataan dukungan, baik lisan maupun tulisan, sebagai duta, dan memberikan contoh dengan mengikutsertakan bangunan/monumen ikon kota Jakarta dalam kampanye global ini. Selain itu diharapkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat juga memberikan himbauan kepada departemen dan institusi terkait, termasuk kalangan bisnis di Jakarta untuk berpartisipasi.

2. Korporasi

Jika sektor komersial (gedung perkantoran dan pertokoan/mal) dapat ikut partisipasi mematikan lampu ketika sudah melewati jam kerja dan mengombinasikan aksi ini dengan kegiatan yang secara teknologi tepat guna dan efisien, maka sektor korporasi dapat mengurangi berton-ton emisi karbon dioksida yang dikeluarkan dari penerangan secara signifikan. Kampanye ini bertujuan untuk menunjukkan kepada sektor korporasi betapa mudah dan efisiennya melakukan perubahan dengan mencontoh perusahaan-perusahaan yang telah mencapai penurunan emisi karbon dioksida.

3. Rumah Tangga

Setiap individu diminta secara sukarela memberikan komitmennya untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik pada tidak sedang digunakan. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam gaya hidup sehari-hari jika dilakukan secara global dapat memberikan hasil besar.

SEGMENTATION

Demographic

- Umur : 15-30 tahun
- Gender : Male and Female
- Pendidikan : SMA – S1
- Social Class : A-B
- Pekerjaan : Pelajar, Professional
- Agama : Semua Agama

Geographic

Hidup dikota-kota besar dan banyak penduduknya seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Jogjakarta dan sekitarnya.


No comments:

Post a Comment