Tuesday, March 23, 2010

komunikasi organisasi

Dalam sebuah organisasi, komunikasi merupakan sebuah tuntutan yang paling utama untuk menjaga keutuhan organisasi. Hal inilah yang membedakan organisasi dari sekumpulan orang lainnya. Adapun ciri-ciri khusus didalam organisasi yang menuntut adanya komunikasi yang efektif antara lain :

1. Visi/tujuan

2. Sasaran

3. Pembagian tugas/struktur, didalam organisasi membentuk struktur dan hierarki yang melahirkan koordinasi

4. Sistem, konsepnya merujuk kepada hubungan antara atasan dan bawahan. Sifat hubungannya saling mempengaruhi/interdependensi

Dalam komunikasi organisasi ada dua konsep dasar yang harus dipahami. Yakni organisasi dan komunikasi. Seperti yang akan kita lihat nanti, bahwa studi komunikasi organisasi lebih banyak akan mengkaji tentang cara orang memandang objek-objek, juga mengkaji mengenai objek-objek itu sendiri.

Konsep tentang “organisasi” atau “pengorganisasian” banyak dipengaruhi oleh perspektif apa yang kita pakai untuk mendekatinya. Ada dua perspektif besar yang bisa kita pakai untuk mendekati konsep ini. Yakni, perspektif objektif dan perspektif subjektif.

Pada perspektif objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organsisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. Sebagian orang menyebut pendekatan ini sebagai pandangan yang menganggap organisasi sebagai wadah (container view of organisastions). Organisasi eksis seperti sebuah keranjang, dan semua unsur yang membentuk organisasi tersebut ditempatkan dalam wadah tersebut.

Sementara itu pada pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.

“Organisasi” (organization) secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara “pengorganisian” (organizing) dianggap sebagai kata kerja (Weick dalam Pace dan Faules, 2001 : 11). Kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai mengorganisasikan perilaku. Kaum objektivis menganggap organisasi sebagai struktur, sesuatu yang stabil. Penggunaan kata “pengorganisasian” untuk merujuk kepada suatu organisasi mungkin tampak aneh bila kita terlepas dari kedua pendekatan tersebut.

Dari dua pandangan tersebut selanjutnya bisa kita tarik pada unit komunikasi yang akan kita tempatkan pada rangkaian komunikasi organisasi. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan. Gambar 1. menggambarkan tentang suatu hubungan yang melukiskan seseorang sebagai lingkaran yang berada dalam jabatan segi empat.

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi di antara anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang berhubungan mereka; yang pikiran, keputusan, dan perilakunya di atur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan “aturan-aturan”; yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda; yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunakan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi, kita sebut sistem komunikasi organisasi.

Menurut Sosiolog Amatai Etzioni, masyarakat kita adalah organizational society. Kita lahir dalam organisasi, dididik dalam organisasi, dan kebanyakan dari kita menghabiskan waktu untuk bekerja bagi organisasi. Kita menghabiskan banyak waktu senggang kita dalam organisasi. Kebanyakan dari kita juga akan meninggal di organisasi dan ketika tiba waktunya untuk penguburan, organisasi yang paling besar dari semua (negara), harus memberikan ijin resmi (Etzioni, 1964:1). Rogers dalam bukunya communication in organization menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Devito (1997:337) menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari empat sampai ribuan anggota. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi. Dari hal diatas, organisasi memiliki karakter yang hampir sama dengan kelompok. Perbedaannya terletak pada jumlah anggota yang relatif lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, sehingga norma-norma yang ada dalam organisasi sifatnya juga lebih kompleks. Organisasi memiliki jenjang jabatan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas; pimpinan dan bawahan.

Pengertian Komunikasi Organisasi

Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu.

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

1.Fungsi informatif

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksutnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.

2. Fungsi regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif yaitu :

- Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenanganuntuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

- Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

Selain dari keempat fungsi diatas komunikasi juga berfungsi di dalam organisasi sebagai :

1. Pengaturan dan operasi, yakni untuk kepentingan penyelesaian pekerjaan dan membereskan tugas demi pencapaian tujuan.

2. Inovasi/pembaharuan, untuk kepentingan pembaharuan dan pengubahan tata kerja demi penyesuaian, kelangsungan hidup, dan pengembangan organisasi di tengah lingkungan yang terus berubah.

3. Sosialisasi atau pembinaan, yakni berkaitan dengan anggota sebagai manusia. Khusus dalam upaya motivasi, pengimbalan, dan moral kerja. Sosialisasi berdampak kepada :

a. Harga diri anggota

b. Hubungan interpersonal dalam organisasi

c. Motivasi ; integrasi kepentingan pribadi ke dalam kepentingan organisasi

Efektifitas komunikasi dalam organisasi

Sebuah komunikasi dalam organisasi akan efektif apabila :

1. Saluran komunikasi diketahui dengan pasti.

2. Kita dapat mengatakan tahu kepada siapa harus melapor atau kepada siapa menyampaikan informasi dan dapat menerima informasi dari siapa.

3. Lini komunikasi yang lengkap biasanya harus dipergunakan.

4. Komunikasi itu akan terjadi sependek mungkin tanpa melalui jenjang.

5. Selama komunikasi berlangsung tidak boleh ada interupsi/pemutusan hubungan.

6. Semua yang menjadi apa yang disebut pusat komunikasi/unit komunikasi harus memiliki kompetensi.

7. Setiap komunikasi harus ada outentifikasi/pengesahan.

Referensi :
1.Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico

2. Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

3. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

4. Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

5. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.



No comments:

Post a Comment